176 research outputs found

    PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA KELAS V SD NEGERI SE GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap pemahaman konsep IPS pada kelas V SD se gugus Diponegoro. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri Mlawat dan SD Negeri Sumbangrejo, Pamotan, Rembang seluruhnya berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal tes pilihan ganda. Untuk menentukan validitas instrumen dihitung dengan program komputer seri program statistik (SPS-2000). Ada 2 data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data pretest dan posttest. Data tersebut dianalisis secara kuantitatif dengan uji hipotesis t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together (NHT) memiliki peranan terhadap pemahaman konsep siswa dalam mempelajari materi-materi pada mata pelajaran IPS. Selain itu juga memperbaiki proses pembelajaran IPS pokok bahasan perjuangan mempersiapkan kemerdekaan indonesia pada siswa kelas V. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas. Hasil uji hipotesis menunjukkan harga thitung > ttabel (0,54 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terdapat perbedaan pemahaman konsep IPS antara siswa yang diajar dengan strategi cooperative tipe Numbered Head Together (NHT) dan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Kata kunci: Numbered Head Together dan pemahaman konsep IP

    PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN TINGGI

    Get PDF
    Minat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang dapat mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi diantaranya adalah kondisi ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kondisi ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Jurusan Akuntansi SMKN 10 Surabaya baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 113 siswa kelas XII Akuntansi. Sampel penelitian berjumlah 88 reponden dengan tingkat kesalahan 5%) yang dipilih dengan teknik random sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan sebelumnya telah diuji asumsi klasik. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari kondisi ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan prestasi belajar baik secara parsial maupun simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Akuntansi SMKN 10 Surabaya. Secara simultan, sebesar 80,4% minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi siswa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, lingkungan sekolah, dan prestasi belajar, sedangkan 19,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dapat disimpulkan  bahwa kondisi ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan prestasi belajar berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.   Kata Kunci: ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, prestasi belajar, minat, pendidikan,  perguruan tingg

    Revealing and reconceptualising teaching identity through the landscapes of culture, religion, transformative learning, and sustainability education : a transformation journey of a science educator

    Get PDF
    Motivated by Parker Palmer’s call for teachers to understand the self who teaches, I recently completed a transformative research journey that revealed and reconceptualised deeply sedimented dimensions of my teaching identity. I am a university based science teacher educator from Indonesia, and recently participated in a 3-year longitudinal co-teaching project in lower secondary schools in Western Australia. Conducting co-teaching and narrative research stimulated me to think deeply about and reflect critically on my teaching identity. I came to understand the powerful role of culture, religion, and personal experiences in transformative learning and sustainability education in shaping my teaching identity.As the research involved critical reflection on my professional praxis, I adopted a multi-paradigmatic research approach with three focus paradigms - interpretivism, criticalism, and postmodernism - and adopted critical auto/ethnography as my research methodology. I applied multiple genres within arts-based research, including poetic reflections (poems), stories, dialogues within narrative, and metaphors. My five research quality standards were critical reflexivity, praxis, representation, trustworthiness and authenticity, and crystallisation.I discovered that my teaching identity is not fixed and that the journey in revealing my teaching identity is endless. I revealed and reconceptualised my teaching identity from four main perspectives. I came to understand that I am a product of cultural hybridity resulting from interactions of very different cultures, including Javanese, Bimanese, Indonesian and Australian. As I was growing up Islam became my way of life and shaped my values, beliefs and actions in all aspects of my life; I discovered religion as a hegemonic power in my teaching identity. My postgraduate journey embedded three aspects of transformative learning in my teaching identity: (1) constructivism, (2) empowering teacher-student relationships, and (3) dialectical thinking. I came to realise the power of sustainability education in shaping my teaching identity, through my core life values of religion and childhood education. These values have found expression in my teaching practice via ‘Green Chemistry’.This doctoral research was an empowering journey that enriched my personal and professional life by enabling me to examine and develop core values, beliefs, and practices that form my teaching identity. I hope that my newly transformed teaching identity enables me to further develop my professional practice as a science teacher educator who has a passion to empower the agency of her student teachers and to empower her readers to reflect on their own identities, both personally and professionally

    THE STUDY OFMOTIVATION TO BE SCIENCE TEACHER

    Get PDF
    This study aims is to examine several factors that influence people to choose the profession as a science teacher. The motivation is important factor that influence individual to have a good performance in their activities. Descriptive qualitative methodology through the semi-structured interview method is chosen to get the meaningful information of this study. The data was collected from four experienced science teachers who come from different countries which are Australia, America, Africa, and Philippines. The study found that several factors that motivated participants to be a teacher are family member, aspiration, role models, previous teaching experiences, teaching as powerful and manageable job, and educational background. However, all participants found interactions with their students have motivated them to be good and professional science teachers.  Keywords: Motivation, science teacher, descriptive studyStudi ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih profesi sebagai guru sains. Motivasi merupakan factor penting yang mempengaruhi seseorang memiliki kinerja yang baik dalam pekerjaannya. Metodologi deskriptif kualitatif melalui metode interview digunakan untuk mendapatkan informasi yang bermakna. Data diperoleh dari 4 orang guru sains yang berpengalaman dari Australia, Amerika, Afrika, dan Philipina. Hasil studi menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi guru yaitu: keluarga, cita-cita, role model, pengalaman mengajar sebelumnya, nilai mengajar sebagai pekerjaan yang memiliki pengaruh yang besar serta pekerja yang dapat diatur dengan baik, dan latar belakang pendidikan. Semua subyek studi sepakat bahwa interaksi dengan murid-murid mereka telah memotivasi menjadi guru sains yang baik dan profesional. Kata kunci: Motivasi, guru sains, studi deskripti

    PERMAINAN TRADISIONAL PASAR-PASARAN SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI GENDER UNTUK ANAK (Studi Kasus Peer Group di SD N Mangir Lor Sendangsari Pajangan Bantul)

    Get PDF
    Permainan tradisional pasar-pasaran, merupakan permainan yang menirukan peran orang dewasa seperti berbelanja sayur di pasar, memasak, berhias, dan sebagainya. Penelitian ini menerapkan permainan tradisional pasar-pasaran sebagai media sosialisasi gender untuk anak di SD N Mangir Lor Sendangsari Pajangan Bantul. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan permainan tradisional pasar-pasaran sebagai media sosialisasi gender untuk anak di SD N Mangir Lor Sendangsari Pajangan Bantul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memberikan stimulus berupa dua tindakan yaitu tindakan pertama permainan tradisional pasar-pasaran, dan tindakan kedua yaitu lomba memasak Nasi Goreng Berselimut. Subjek penelitian yakni siswa SD N Mangir Lor Sendangsari Pajangan Bantul yang merupakan partisipan pelaksanaan tindakan dengan subjek pendukung yaitu ibu dari setiap partisipan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, sedangkan teknik analisa data menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif dari Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan pelaksanaan penelitian diperoleh hasil permainan tradisional pasar-pasaran dapat digunakan sebagai media sosialisasi peran gender untuk anak di SD N Mangir Lor Sendangsari Pajangan Bantul dalam kurun waktu yang relatif lama dan intensif, sedangkan bila dalam waktu cepat belum terlihat hasil yang menggambarkan minat anak laki-laki terhadap permainan tersebut. Hal ini disebabkan oleh proses minat tidak lepas dari proses sosialisasi yang ditanamkan secara bertahap. Efektivitas permainan tradisional pasar-pasaran dipengaruhi oleh agen sosialisasi gender terutama keluarga. Bila media sosialisasi itu langsung pada penerapan yang sesungguhnya (praktek memasak dengan lomba) ternyata minat tersebut lebih mudah dan cepat diinternalisasi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mengajak anak laki-laki dan perempuan terlibat langsung pada praktek memasak dapat digunakan sebagai sarana sosialisasi peran gender yang cepat. Kata kunci: Permainan tradisional pasar-pasaran, sosialisasi gender, media sosialisasi

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANOSILVER TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN FARMASI KRIM PELEMBAB WAJAH (Moisturizing cream) SILVER NANOPARTICLES (NANOSILVER) ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF THE PHARMACEUTICAL MOISTURIZING CREAM PREPARATIONS PHYSICAL QUALITY

    Get PDF
    Abstrak. Nanosilver merupakan partikel silver dengan ukuran interval 1-100 nm. Nanosilver dapat diaplikasikan ke dalam kosmetik sehingga dimungkinkan mampu sebagai zat antibakteri pengganti yang bersifat biocompatible dalam sediaan krim pelembab wajah, yang memiliki aktivitas  setara atau melebihi zat pengawet konvensional. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri nanosilver konsentrasi 20 ppm berbagai variasi kadar penambahan (%v/b) yaitu 10%, 15% dan 20%, dalam sediaan  farmasi krim pelembab wajah. Nanosilver 20 ppm dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan TEM. Hasil karakterisasi menggunakan Spektrofotometer UV-Vis yaitu  nanosilver 20 ppm tetap stabil dalam rentang ukuran nanometer selama waktu simpan 2 bulan  dengan ukuran  kluster pada hari ke-0  yaitu 16,62 mm dan hari ke-60 yaitu 16,78 mm. Hasil karakterisasi menggunakan TEM memiliki diameter kluster yang bervariasi mulai dari 16–24 nm hingga berukuran besar yaitu 38–42 nm, menunjukkan nanosilver 20 ppm masih berukuran nanometer. Pengujian aktivitas  antibakteri  nanosilver 20 ppm dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan bakteri uji Staphylococcus aureus. Pengujian nanosilver 20 ppm dengan kadar 10%, 15% dan 20% dalam sediaan krim pelembab wajah  menghasilkan zona hambat  10% yaitu 10,47 mm, 15% yaitu 11,97 mm, dan 20% yaitu 13,33 mm, dengan kategori respon hambat bakteri kuat. Selain itu juga dilakukan  uji organolaptis kepada 20 panelis untuk mengetahui mutu fisik krim pelembab wajah terhadap tingkat kesukaan. Data yang diperoleh menunjukkan tingkat kesukaan paling stabil dari segi bau, warna dan tekstur terdapat pada sediaan farmasi krim pelembab wajah dengan kadar (%v/b) nanosilver 20%.   Kata Kunci: Nanosilver, Krim Pelembab Wajah, Metode Difusi Cakram, bakteri Staphylococcus aureus, Uji Organolaptis.   Abstract. Nanosilver is a silver particle with interval size 1-100 nm. Nanosilver can be applied in cosmetics so as to be capable of as a biocompatible substitute antibacterial agent in a facial moisturizing cream, which has activity equal to or exceeds conventional preservatives. The purpose of this study was to investigate the antibacterial activity of nanosilver concentration of 20 ppm in various variations in the addition (% v / b) content of 10%, 15% and 20%, in pharmaceutical preparations of facial moisturizing cream. Nanosilver 20 ppm was characterized using UV-Vis and TEM Spectrophotometers. The characterization result using UV-Vis Spectrophotometer is 20 ppm nanosilver remained stable in the nanometer size range for 2 months with cluster size on day 0 which is 16.62 mm and day 60 that is 16.78 mm. The characterization results using TEM possess varying cluster diameters ranging from 16-24 nm to large sizes of 38-42 nm, showing nanosilver 20 ppm still nanometer-sized. The tests of 20 ppm nanosilver antibacterial activity were performed using disc diffusion method with Staphylococcus aureus test bacteria. Testing of nanosilver 20 ppm with content of 10%, 15% and 20% in facial moisturizing cream creates 10% inhibition zone is 10.47 mm, 15% is 11.97 mm, and 20% is 13.33 mm, with response category strong bacterial inhibitors. In addition, the organolaptis with to 20 panelists to know the physical quality of face moisturizing cream on the level of favorite. The obtained data showed the most stable level of preferences in terms of odor, color and texture is found in the pharmaceutical preparation of facial moisturizing cream with 20% (% v / b) nanosilver content.   Keywords: Nanosilver, Moisturizing Facial Cream, Disc Diffusion Method, Staphylococcus aureus bacteria, Organolaptis Tes

    Improving Student Character in the Digital Era through Citizenship Education Based on Local Wisdom

    Get PDF
    This article aims to describe the application of Citizenship Education based on local wisdom to improve the character of the nation in the digital era through Citizenship Education based on local wisdom with the values of Pancasila as the basis of the state. As is known, in the current era with increasingly developing technology, cultures from outside that are not in accordance with the values of Pancasila and national culture easily enter without any filter first. The research method used is a literature review research method in accordance with the problems discussed. The results of the study show that in the current era, Citizenship Education based on local wisdom is needed by applying the values of Pancasila as an effort to filter out external cultures that are not in accordance with the national personality, especially for students who, at their age, want to seek attention and explore themselves. So that an adequate provision is needed in exploring himself.Keywords: character education; local wisdom; citizenship education

    The Effect of Self-Regulated Learning Toward Students’ Academic Stress in Malang

    Get PDF
    Health mental is a crucial factor for student which needs attention in the process of teaching and learning. Moreover, the pandemic of Covid-19 has shifted the process of teaching and learning into online learning. Undeniably, that condition has pushed students to have more activities of independent learning or self-regulated learning. This research investigates the effect of self-regulated learning toward students’ academic stress in Malang. There were 99 students coming from 19 Universities in Malang who participate as the subject of this study. The quantitative method was used in this study. To collect the data, survey was done in the form of online questionnaire consisting of several questions. The Likert scale was used to gain the score of each question. The result shows that self -regulated learning does not affect too much on students’ academic stress. The data resulted from the questionnaire from 100 respondents show only 27% of correlation. This matter is caused by another influential aspects such as the lack motivation of the students, time management, and unsupportive relation of people around. Based on three aspects which become the focus in self-regulated learning, the respondents were quite good in doing metacognition by utilizing to-do list in learning. However, they also show that the learning and teaching condition is less supportive to gain more achievement which drives students to have lack of motivation. The habit of respondents also show that they tend to solve the problem on their own which bring them into their academic stress. Furthermore, their time management and unsupportive environment can also be the trigger of academic stress. &nbsp

    STUDENTS’ PERCEPTIONS FOR THE CHEMISTRY LABORATORY ENVIRONMENT IMPROVEMENT

    Get PDF
    Chemistry students’ perceptions of the chemistry laboratory learning environment were investigated in Jakarta State University. An already existing instrument Chemistry Laboratory Environment Inventory (CLEI) questionnaire was translated into Bahasa Indonesia and administered to 410 university students in three different years of chemistry study. Data analyses supported the validity and reliability of the instrument when used in this context and there were no statistically significant differences in mean scores for gender and programme of study. However, the mean differences in students’ perceptions of their laboratory environment were statistically significant by year level. These differences were further validated by the interview data. Qualitative data were obtained from laboratory observations and interviews with the students. Furthermore, both quantitative and qualitative data confirmed that students wished for an improved laboratory learning environment in terms of more opportunities to explore their own interests and to work with better laboratory equipment. The chemistry department staff could use the information from this study to guide them in making changes for improving the learning process in the laboratory

    Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Penggunaan Strategi Course Review Horay (CRH) Pada Tema Berbagai Pekerjaan Siswa Kelas Iv Mi Negeri Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar melalui strategi Course Review Horay (CRH) pada tema berbagai pekerjaan Siswa Kelas IV MI Negeri Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini subjek penelitian yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 38 siswa dan guru kelas IV. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data disebut teknik analisis interaktif yaitu menggunakan periode pengumpulan, reduksi data, penyajian data dan pebarikan kesimpulan. Uji validitas data menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini dilihat dari pencapaian indikator motivasi belajar antara lain: 1) Tekun dalam menghadapi tugas guru, dari pra siklus 0,15%, dan pada siklus II meningkat menjadi 63,15%. 2) Ulet dan tidak putus asa (dalam menjawab pertanyaan), dari pra siklus 0,23% dan pada siklus II menimngkat 71,04%, 3) Ingin mendalami pembelajaran tema berbagai pekerjaan sub tema barang dan jasa yang diajarkan di sekolah, dari pra siklus 0,23%, dan pada siklus II meningkat 71,04%, 4) Berusaha berprestasi sebaik mungkin, dari pra siklus 0,10% dan pada siklus II meningkat 65,78%, 5) Senang, rajin, dan belajar penuh semangat, dari pra siklus 0,18% dan pada siklus II meningkat 63,15%, 6) Berani dalam mengungkapkan pendapat(ide), dari pra siklus 0,07% dan pada siklus II meningkat 71,04%. Berdasarkan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan motivasi belajar pada tema berbagai pekerjaan dan pada indikator: 1) tekun menghadapi tugas guru, 4) siswa yang ingin mendalami tema berbagai pekerjaan, dan 5) senang, rajin dan tidak putus asa belum mencapai target (70%) pada Siswa Kelas IV MI Negeri Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/201
    • …
    corecore